Senin, 17 Februari 2020

Panggung Politik Kabinet

Tahun 2019 telah berlalu bersamaan dengan pergantian tahun yaitu tahun 2020. Era baru pun telah berganti bersama perkembangan pengetahuan maupun zaman. Pemerintah hari ini adalah yang sedang berkuasa. Akhir-akhir ini media masa banyak yang menayangkan para menteri-menteri yang baru muncul dalam permukaan, banyak dari mereka yang berasal dari mantan CEO maupun Direktur dalam sebuah perusahaan. Mantan pengusaha yang dipilih menjadi seorang menteri dalam kabinet Indonesia Maju menjadi sorotan karena kemudaan umurnya dibandingkan jajaran menteri lainnya. Bahkan bisa dibilang, kabinet Indonesia Maju menjadi pencetak utama dalam memilih menteri muda. Bukan soal muda atau tua yang akan menjadi sorotanku tapi soal perlakuan media masa yang selalu menyoroti tiga menteri itu. Tidak sedikit dari kami yang membanggakan kinerja diakhir tahun ini. Dari mulai membersihkan jajaran yang nakal sampai kepada perubahan sistem pendidikan nasional.
Satu sisi, mereka yang banyak muncul di media masa menjadi sebuah idola baru untuk kaum muda bahkan si tua. Di sisi lain, tidak sedikit yang menganggap mereka hanya menebar pesona. Tidak masalah untuk soal itu. Biarlah argumen itu bermunculan. Kita tidak harus menghentikan argumen milik orang karena hal itu adalah sebuah hak bagi setiap insan.

Setelah beberapa hari dilantik, tiga menteri yang menjadi sorotan media masa adalah Erik Tohir, Nadiem dan Wisnutama. Ada sedikit kejanggalan dari seringnya mereka yang muncul dalam media masa. Mungkin saja bahkan bisa jadi, Tiga orang ini akan dijadikan Gordyn penutup untuk tindakan transaksi. Dalam panggung politik, tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi. Setiap detiknya pernyataan dan kenyataan bisa saling membunuh. Politik akan menjadi kejam jika salah digunakan bahkan dibelokkan


Sialnya, tidak banysk orang yang sadar soal Gordyn Penutup.


Jabatan menteri itu jabatan startegis, harusnya diisi oleh orang-orang yang memang tidak hanya berpikir taktis tapi juga berpikir kritis. Kenyataan yang ada malah sebaliknya. Mereka yang tidak punya keahlian dalam bidangnya ditunjuk dan dipilih untuk menjadi menteri, tidak heran jika menteri adalah jabatan yang politis.

Minggu, 14 Januari 2018

Tahun Politik

Tahun 2018 adalah tahun politik, karena beberapa kota dan kabupaten di Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi. Tentu akan banyak tragedi yang cukup bisa membuat masyarakat kaget karena kebanyakan dari kita masih sedikit yang pahan tentang arti kata Pesta Demokrasi. Kota dan Kabupaten yang akan melakukan Pesta Demokrasi dari jauh jauh bulan bahkan setahun sebelumnya sudah melakukan ancang-ancang untuk mengatur strategi dalam pelaksanaan Pesta Demokrasi pada Tahun 2018.

Pesta Demokrasi adalah sebuah ajang pemilihan Kepala Pemerintahan dan Wakil Kepala Pemerintahan baru yang dilakukan secara serentak oleh beberapa kota dan kabupaten yang ada di Indonesia. Pesta ini bisa menjadi batu loncatan untuk menata suatu daerah bisa menjadi lebih baik lagi bahkan sebaliknya. Untuk itu masyarakat harus berperan aktip dan membuka mata hati untuk memilih Kelapa Pemerintahan yang baik dan benar. Belakangan ini, bahkan setiap diadakannya Pesta Demokrasi, masyarakat Indonesia menjadikannya sebagai ajang pengumpulan recehan yang diambil dari Partai yang memberikannya. Padahal melakukan pemberian uang secara sukarela dalam Pesta Demokarasi adalah sama saja dengan Politik Uang. Dimana tujuan ini untuk menggiring masyarakat agar memilih Kepala Pemerintahan yang sudah dianjurkan oleh pemberi tadi.

Bilamana kesadaran berpolitik itu telah tumbub dalam sanubari hati masyarakat dan mau mengikuti proses Pesta Demokrasi secara benar. Kemungkinan untuk menciptakan Pemerintahan yang bersih dan baik akan terlaksana. Sayangnya kesadaran untuk itu masih nyaris sempurna. Mungkin gue rasa ini menjadi salah satu Akar permasalahan yang kerap terjadi di Indonesia terkhusus dalam Pesta Demokrasi. Maka menurut gue, hal yang harus di perbaiki adalah menbuat masyarakat paham tentang Politik dan membuat mereka mau untuk berperan serta secara Benar dalam melancarkan Pesta Demokrasi yang ada. Caranya, Pemerintah harus memberikan contoh yang baik penggunaan politik yang benar dan memberikan masyarakat peluang dalam memulai pelaksanaan politik.

Kamis, 02 April 2015

Memulai


Alhamdulillah gw baru belajar lagi nih buat NgePost di Blogger.com

Minggu, 26 Nopember 2017
Ini pertama kalinya gue nulis di blog gue sendiri sebelumnya gue lebih sering nulis di note hape, itu pun kalo lagi pengen aja, hehe. engga banyak yang pengen gue tulis disini, gue cuma mau menuangkan tentang apa yang lagi ada di otak gue aja. Ternyata bukan hal yang mudah yah untuk menuliskan sesuatu yang baru kita mulai, jujus gue bingung mau nulis hal apa di blog gue tapi karena adanya ini isi otak gue, yaudah deh gue ngetik dulu aja sampe ada pemikiran-pemikiran cemerlang yang bisa dijadiin inpirasi bagi semua orang. Sebulan kemarin gue sering banget nontonin youtubenya Panji Pragiwaksono. Kalo lu gak kenal, biar gue kenalin deh sedikitnya yang gue tau. Jujur gue kenal dia ketika dia menjadi Host Stand Up Comedy disalah satu stasiun televisi swasta, setelah itu gue ngeliat dia lagi di acara Stand Up Comedy juga tapi kali ini dia jadi Juri. Dimulai dari sini deh gue mulai tertarik sama gaya bicara dia yang sering bikin gue ternganga dan parahnya gue, gue pengen ngikutin dia padahalkan belom tentu dia bisa bikin gue sukses kalo gue ngiktutin dia ya kan. Gue liat dan denger kata-kata yang keluar dari mulut dia sangat jelas, gue suka banget kalo udah ngedenger omongan orang yang artikulasi dan penjelasannya sesuai dengan apa adanya. 

Panji memposting video tournya di chanell youtubenya, namanya Massake Bangsaku. gue tonton sampe abis dan gue nilai, wah ini seru juga. isinya tentang dia lagi Stand Up atau Ngelawak lah bahasa kerenya mah tapi pembahasannya ini yang bukan untuk ditertawakan tapi layak buat diketawain, sehingga gue sendiri mikir gini, iya juga ya sambil sedikit nyengir. gue engga terlalu fokus sama lawakan yang dia patahin, karena emang udah jelas pasti B aja (Ketulah Kid's Jaman Now). Dan gue hanya merhatiin apa yang dia omongin sambil gue cerna di otak. Contohnya kaya waktu kemaren gue liat video tour dia yang di Jakarta. gue inget banget pas dia bilang ke penonton kalo kunci dari berkarya adalah mulai dulu aja, mau jelek, lebay, alay, gak jelas tapi ya minimal orang paham bahasanya. gapapa, yang penting dia bilang mulai dulua aja baru lanjut untuk mengikuti prosesnya. Kunci dari Berkarya adalah Berproses. Gue inget banget dia ngomong kaya gitu. Dan akhirnya gue coba dengan memulai menulis artikel diblog gue sendiri. walapun belom rapih dan masih acak-acakkan yang penting gue udah Start Karya gue. Dan gue sadar, kebanyakan dari kita pengen jadi ini itu, ini itu tapi sedikit keberanian untuk memulainya. Padahalkan namanya juga belajar berKarya, masa iya langsung Bagus gitu. Intinya mah kalo mau ke atas dan berada diatas (sukses) kita harus belajar manjat dulu. Ngikutin prosesnya dan mulai di improvisasi.

"Sedikit Lebih Beda Lebih Baik daripada Sedikit Lebih Baik" Panji Pragiwaksono